2 Kasus Korupsi Besar yang Terjadi di Amerika Serikat – Amerika menduduki posisi ke-27 sebagai negara terkorup oleh Transparency International, sebuah NGO yang mengekspos kasus korupsi melalui perangkingan dari sebanyak 180 negara menggunakan CPI (Corruption Perception Index), dengan skala 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
American memiliki CPI sebesar 67, dimana nilai ini terus menurun dari tahun ke tahunnya. Berikut adalah kasus-kasus korupsi dan penyuapan yang pernah terjadi di Amerika yang menyebabkan nilai CPI dari Negeri Paman Sam ini menurun.
1. Kasus penyuapan oleh pembicara Ohio House, Lary Householder
Pembicara Ohio House dan empat rekannya ditangkap dalam kasus suap federal senilai $60 juta terkait pajak dua pembangkit listrik tenaga nuklir di Ohio.
Householder adalah salah seorang yang menyelamatkan keuangan pembangkit nuklir, dengan menambahkan biaya baru untuk setiap tagihan listrik hingga lebih dari $150 juta per tahun hingga tahun 2026.
Setelah penangkapan Householder, Gubernur Ohio Mike DeWine memintanya untuk mengundurkan diri.
Empat rekan Householder yang juga ikut ditangkap yaitu penasihatnya, Jeffrey Longstreth; pelobi lama Statehouse, Neil Clark; mantan Ketua Partai Republik Ohio, Matthew Borges dan Juan Cespedes, salah satu pendiri perusahaan konsultan di Columbus, The Oxley Group.
Upaya untuk menyelamatkan pembangkit nuklir terhenti di Badan Legislatif sebelum Householder menjadi pembicara. Beberapa bulan setelah mengambil alih, dia meluncurkan rencana baru untuk mensubsidi pembangkit dan menghilangkan insentif energi terbarukan.
Proposal itu disetujui setahun setelahnya meskipun mendapat tentangan dari banyak pemimpin bisnis dan industri manufaktur. Generation Now, kelompok yang berhasil mengalahkan upaya pencabutan undang-undang bailout pada surat suara Ohio, kemudian didakwa sebagai korporasi dalam kasus ini.
Sebuah pengaduan pidana yang diajukan oleh FBI mengatakan Generation Now menerima $60 juta dari sebuah perusahaan tak dikenal selama 2018-2020.
Sebagai gantinya, Householder dan para terdakwa lainnya bekerja untuk meloloskan bailout pembangkit nuklir dan memblokir upaya untuk membatalkannya. Menurut pengaduan itu, Householder dan yang lainnya menggunakan uangnya untuk memperluas kekuatan politik di Ohio.
FirstEnergy Corp. sebagai mantan anak perusahaan yang memiliki pembangkit, menyumbang banyak untuk kampanye Householder dan pendukungnya di Ohio House. Menurut analisis oleh Common Cause Ohio, komite aksi politik utilitas tersebut menyumbangkan sebesar $25.000.
Householder adalah anggota parlemen veteran yang menjalankan tugas keduanya sebagai pembicara. Ia memegang posisi yang sama dari tahun 2001 hingga 2004 namun meninggalkan politik lebih dari satu dekade yang lalu karena batasan masa jabatan dan kembali pada tahun 2016.
Pada saat meninggalkan kantor, ia dan beberapa penasihat utama berada di bawah penyelidikan federal atas tuduhan pencucian uang dan praktik kampanye yang tidak teratur. Pemerintah kemudian menutup kasus tersebut tanpa mengajukan tuntutan.
Householder kemudian menjadi pembicara Ohio House kedua yang diselidiki hanya dalam kurun waktu dua tahun.
2. Korupsi Anggota Dewan Kota Los Angeles, Jose Huizar
Juri agung federal mendakwa 34 dakwaan terhadap Jose Huizar dengan tuduhan bahwa ia memimpin sebuah perusahaan dimana ia menggunakan posisinya sebagai Anggota Dewan untuk memperkaya diri sendiri dan rekan dekatnya.
Ia juga memberikan perlakuan menguntungkan kepada perusahaan yang mendanai dan memfasilitasi suap maupun keuntungan keuangan terlarangnya yang lain.
Dakwaan tersebut menggabungkan tuduhan yang dibuat dalam pengaduan pidana bulan sebelumyna yang mendakwa Huizar dengan satu tuduhan bahwa telah melanggar Racketeer Influenced and Corrupt Organizations (RICO).
Dakwaan itu secara khusus menuduh 402 tindakan yang dilakukan Huizar dan rekan-rekan konspiratornya untuk memajukan perusahaan kriminal mereka termasuk penyuapan, penipuan dan pencucian uang.
Huizar telah mewakili Council District 14 (CD-14) yang mencakup pusat kota Los Angeles dan komunitas sekitarnya sejak 2005. Selama beberapa tahun sebelum mendapat surat penggeledahan rumah dari FBI, ia adalah ketua Planning and Land Use Management Committee.
Selama penggeledahan rumahnya, agen FBI menyita sekitar $129.000 uang tunai yang disimpan di lemari yang Huizar terima dari seorang miliarder China dan pengusaha lain yang meminta bantuan darinya.
Surat dakwaan juga menuduh Huizar yang telah mengoperasikan “CD-14 Enterprise” bersama dengan anggota konspirator lainnya.
Rekan Huizar itu diantaranya mantan manajer umum Department of Building and Safety di Los Angeles dan mantan wakil walikota, George Esparza serta mantan asisten khusus Huizar dan konsultan pengembangan real estate, George Chiang.
Anggota dan rekanan perusahaan kriminal menyebut Huizar sebagai “bos” mereka. CD-14 Enterprise diduga memiliki beberapa tujuan diantaranya memperkaya anggota dan rekanannya melalui cara-cara yang mencakup penyuapan, pemerasan, dan penipuan.
Juga memajukan tujuan politik, mempertahankan kendali dan otoritas anggotanya; menyembunyikan kegiatan keuangan perusahaan; dan melindungi perusahaan dari deteksi oleh penegak hukum maupun publik.
Diantara banyak tuduhan korupsi, dakwaan tersebut menuduh bahwa Huizar secara ilegal menerima lebih dari $800.000 keuntungan dari ‘Ketua E’, seorang miliarder China yang menjalankan perusahaan pengembangan multinasional dan memiliki sebuah hotel di distrik Huizar.
Ketua E memberikan jaminan sebesar $600.000 untuk mendanai penyelesaian gugatan pelecehan seksual yang diajukan terhadap Huizar oleh mantan staf CD-14 karena tuduhan tersebut mengancam kampanye pemilihan ulang tahun 2015.
Dakwaan tersebut kemudian membongkar kasus harta gelap Huizar, termasuk instruksi terhadap asisten khususnya tentang penghindaran pelaporan bank, menggunakan anggota keluarganya untuk mencuci uang suap ratusan ribu dolar dan pernyataan palsu pada aplikasi pinjaman bank.
Huizar diduga terlibat dalam tindakan menghalangi, termasuk mencoba mempengaruhi saksi lain serta berbohong kepada jaksa federal dan FBI. Secara total, Huizar diduga setuju untuk menerima setidaknya $1,5 juta dalam bentuk keuntungan finansial ilegal.
Meski dunia sedang berada dalam masa pandemi COVID-19, kasus suap dan korupsi tetap saja terjadi dan tidak dapat dihindari. Cerita ini memperjelas bahwa sebuah organisasi harus memiliki kontrol yang tepat untuk mencegah terjadinya penyuapan dan korupsi oleh anggotanya.