crewsmostcorrupt – Sepanjang 2019, berbagai pembunuhan terjadi di banyak daerah bahkan menarik perhatian publik. Pembunuhan adalah tindakan membunuh nyawa seseorang dengan cara yang ilegal atau tidak ilegal.Pembunuhan yang terjadi sepanjang tahun 2019 disebabkan oleh berbagai motif, seperti politik, kecemburuan, dendam, pembelaan diri, dll.Dari kasus pembunuhan tersebut, pelakunya sudah ditangkap polisi. Namun dalam beberapa kasus, pelaku masih terus diburu oleh aparat, seperti kasus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementrian Sumatera Selatan (Sumsel) yang tewas kemudian mayatnya dicor di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Palembang.
Polisi masih memburu kedua pelaku, mereka menguburkannya, lalu melemparkan korban di TPU Kandang Kawat, sedangkan pelaku utamanya sudah berhasil diamankan.Kemudian muncul kasus hakim Pengadilan Negeri Medan, ditemukan tewas di perkebunan sawit milik seorang warga. Baru-baru ini ditemukan oleh seorang mahasiswa Universitas Bengkulu yang ditemukan tewas terkubur di belakang kosnya.Sebelum berita ini dirilis, pelaku pembunuhan tersebut belum berhasil ditemukan. Berikut ini 7 Kasus Pembunuhan Sadis yang Menghebohkan di Tahun 2019 kami rangkum dari berbagai sumber :
7 Kasus Pembunuhan Sadis yang Menghebohkan di Tahun 2019
1. Kesal Diomeli soal Utang, Suami Bunuh istri

KOMPAS.com – Misteri jenazah perempuan yang ditemukan diperkebunan karet Kabupaten Subang akhirnya terkuak. Mayat bernama Nita Jong alias Li Cen (56) ini korban pembunuhan suaminya, berinisial TSO (58). Pembunuhan bermula pada Senin (31 Desember 2018). Di kediaman mereka di Calledres, Garad Garden City, Jakarta Barat, pelaku TSO dimarahi istrinya karena terlilit utang yang cukup besar. Pelaku yang marah tidak tahan dengan omelan, dan mencekik leher korban sampai mati, mencekik istrinya hingga diam. Kapolsek Subang AKBP M Joni mengatakan pada Jumat (1 April 2019): “Pelaku membunuh korban dengan cara mencekik”.Pelaku panik saat melihat istrinya tidak bernapas. Pelaku kebingungan harus berbuat apa, lalu mengambil tubuh Nita dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Supaya dirinya tenang saat berpikir, TSO kemudian membawa jenazah korban ke Surabaya, Bandung, dan Indra Mayo selama tiga hari. Hingga akhirnya, jenazah korban dibuang di sebuah perkebunan karet di Kabupaten Subang.
Menurut Jonny, selama tiga hari perjalanan, pelaku tidur di dalam mobil. Bahkan bau jenazah istrinya masih tersisa di mobil Toyota Avanza Veloz miliknya, nomor polisi B 1462 BYY. Jonny mengatakan: “Mobilnya berbau seperti mayat.” Namun, TSO tak bisa lagi lepas dari perbuatannya saat warga mencium mayat di perkebunan karet PTPN VIII Blok Jalupang di Desa Cikuda Desa Cikuda, Kecamatan Cipundeuy, Desa Selangor, Kabupaten Subang. Kisah pelarian pelaku akhirnya terhenti (2/1/2019) sekitar pukul 09.30 WIB. Warga menemukan jenazah tak dikenal Nita Jong pada saat itu. Saat ditemukan, korban mengalami luka bulat di lehernya. Polisi menduga luka itu dicekik, dan polisi mencurigai jenazah itu korban pembunuhan.
Kemudian, Satreskrim Kriminal Polres Subang membentuk tim khusus untuk menemukan jenazah perempuan tersebut. Polisi pun melakukan serangkaian pemeriksaan hingga akhirnya berhasil mengidentifikasi korban. Setelah mengetahui informasi tersebut, polisi kemudian mendatangi rumah korban, dimana polisi mendapatkan banyak petunjuk yang mengarah ke pelaku utama. Mereka mendapat instruksi dari keluarga polisi bahwa korban dan suaminya telah menghilang sejak 31 Desember 2018. Polisi menduga kematian korban berkaitan dengan suaminya, bahkan diduga kuat ditujukan kepada pria paruh baya.
Setelah mendapatkan nomor telepon suami dan korban dari pihak keluarga, polisi langsung melacak TSO dan berhasil menangkapnya di Tol Cipularang 62. Dilihat dari hasil penyidikan, TSO mengaku mencekik korban.Polisi menyita banyak barang bukti dari pelaku, antara lain kendaraan roda empat, kunci dan STNK, serta pelaku menggunakan ponsel korban. Dan menutupi tubuh dengan dua selimut selama perjalanan. Bagi pasangan, akhir 2018 adalah masa kelam. Mulai tahun 2019 ini, TSO harus menghabiskan seluruh hidupnya di penjara untuk merasakan kesejukan Hotel Prodeo Mabes Polri Subang. Atas perilakunya, ia dituduh bersalah atas Pasal 338 KUHP dan divonis 15 tahun penjara.
Baca Juga : Soundtrack Dalam Film Yang Paling Ikonik Sepanjang Masa
2. Seorang Perempuan Dibunuh lalu Dibakar di Spring Bed

Inah Antimurti (20 tahun) tewas setelah diperkosa dan dibunuh oleh lima pelaku. Ironisnya, pelaku dan pelaku pegas membakar tubuh korban untuk diambil barang bukti, polisi menangkap empat pelaku dari hasil penyidikan. Mereka adalah Feri (30), Febriansyah (16/mahasiswa), Abdul Malik (22/petani) dan Dian Prayoga (16). Sedangkan pelaku utama berinisial AS masih dalam proses pengejaran polisi, mereka ditangkap di kediaman masing-masing di Desa Gelumbang Talang Taling, Muara Enim, Sumatera Selatan pada Rabu (23/1) pagi. Akibat perlawanan tersebut, tersangka Abdul Malik ditembak kedua kakinya oleh aparat kepolisian.
Peristiwa berawal pada Sabtu (19/1) setelah dipanggil di Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang, Muara Enim, korban yang tinggal di Desa Pedataran, Jalan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, mendatangi sebuah rumah kontrakan di Amerika Serikat. Berpesta dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat rupanya meminta korban untuk melunasi utangnya sebesar Rp1,5 juta.Tidak mau melunasinya, Amerika Serikat akhirnya memperkosa korban. Akibat pemberontakan tersebut, Amerika Serikat membunuh kepala korban. Dalam keadaan meninggal, tersangka Abdul Malik (Abdul Malik) melakukan hubungan seks dengan jenazahnya.
Dari informasi yang didapat, para aktor memainkan perannya masing-masing. Tersangka Ferry (tuna wicu) berperan mengikat jenazah korban ke kasur box-spring dan mengangkat pickup ke lokasi pembakaran.Selanjutnya, tersangka Febriansyah (16) berperan mengawasi status jenazah saat kejadian tersebut. tubuh ditangkap. Tersangka Abdul Malik (Abdul Malik) diangkut ke TKP yang terbakar, dan ketika diperkosa di Amerika Serikat, dia memegang kaki korban, berinteraksi dengan tubuh korban, dan memasukkannya ke dalam mobil, dan kemudian tersangka. Dian Prayoga (16) berperan membeli bensin. Bakar tubuh korban. Pada saat yang sama, Amerika Serikat memperkosa dan memukul kepala korban sampai mati, dan membakar tubuh korban.
3. Sakit hati, calon pendeta ditemukan tewas di kebun sawit tanpa busana

Pendeta pengganti Melindawati Zidemi (24 tahun) ditemukan telanjang di semak-semak perkebunan kelapa sawit. Dua hari kemudian, polisi menangkap dua pelaku, Hendry (18) dan Nan (20), ketika tersangka dan anak didiknya NP (25) kembali dari pasar di perkebunan sawit PT PSM Divisi 3,Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (25/3) sore. Dan para tersangka terlebih dahulu mengikat kaki dan tangan korban TN, kemudian mencekiknya. NP mengira dia sudah mati, jadi dia dilempar ke semak-semak. Namun, NP selamat dan mengadu kepada warga tentang kejadian yang dialaminya.Kemudian, tersangka mengikat tubuh korban ke tubuh korban. Mereka melepas celana dan bajunya. Tersangka semula berencana memperkosa korban, namun terpaksa batal karena korban sedang haid, dan kedua pelaku terus melakukan perbuatan tersebut. Saat wajah tersangka diungkap dan dilihat oleh korban, ia mempersilakan tersangka Hendri untuk membunuhnya.
Kalaupun korban meminta maaf, namun tersangka masih mencekik lehernya hingga tewas, tubuh korban diseret ratusan meter, dan tersangka menyembunyikannya di semak-semak. Untuk menutupi barang-barang milik korban dan belanjaan, tersangka menyimpannya di tempat lain.Lalu kedua tersangka kembali ke rumah. Mendengar keriuhan warga mencari korban, keduanya pun pura-pura membantu hingga menemukan jenazah korban pada Selasa (26/3) pagi.Polisi memulai penyidikan dari penyidikan TKP. Saat kejadian, polisi melihat keberadaan kedua tersangka tersebut dari warga, sehingga penyidik Polsek OKI memanggil empat orang saksi, termasuk dua tersangka. Petugas mencurigai mereka karena pernyataan yang rumit dan akhirnya mengakui bahwa mereka adalah pelakunya, Kecurigaan ini berasal dari keterangan saksi yang mengatakan tersangka meminjam karet ban. Nang percaya bahwa karet digunakan untuk mengikat sepeda motornya, tapi dia tidak bisa membuktikannya.
Polisi juga membandingkan DNA benda-benda di TKP dengan kedua tersangka. Hasilnya konsisten. Keduanya ditahan secara resmi dan ditetapkan sebagai tersangka kriminal. Polisi mengundang tersangka kriminal tersebut untuk mencari bukti lain di tempat kejadian perkara. Ponsel korban ditemukan tersembunyi di semak-semak, dan bahan makanan korban disembunyikan di belakang rumah. Kedua tersangka berusaha melarikan diri dan ditembak mati di kedua kakinya oleh polisi. Inspektur Jenderal Polda Sumatera Selatan, Pol Zulkarnain Adinegara mengungkapkan bahwa kejahatan tersebut dilakukan. Tersangka semula berencana melakukan pemerkosaan karena dihina dan disakiti oleh korban. Namun, tindakan ini berujung pada kasus pembunuhan karena pin wajah tersebut terungkap saat melakukan tindakan cabul.Aksi itu direncanakan seminggu lalu. Mereka melacak tindakan korban dan setuju untuk mengeksekusi tindakan tersebut saat korban memasuki pasar. Kedua tersangka pidana tersebut dijatuhi hukuman pasal 338 dan 340 KUHP dan dijatuhi hukuman mati atas perbuatannya.
4. Tragedi pembantai di KM Mina Sejati

Pembantaian itu terjadi di Kapal Mina Sejati (KM) Sabtu lalu (17/8). Saat ini, misteri pembantaian tersebut masih dalam penyelidikan, saat itu jumlah awak KM Mina Sejati sekitar 38 orang.Pembantaian KM Mina yang sebenarnya berawal dari informasi bahwa kapal tersebut dibajak. Kemudian Kapten Awi mendengar ada keributan di ruang kru di ruang inkubator bawah, setelah diperiksa ternyata kru sudah terpecah. Tiga orang, yakni ayah, anak, dan paman, diduga melakukan pembantaian oleh ketiga orang tersebut saat ABK sedang tidur. Mereka dibunuh dengan senjata tajam. Ketika anggota kru lainnya bangun, mereka terkejut melihat teman mereka meninggal.
Pembantaian tersebut mengakibatkan tewasnya tujuh awak kapal. Dua diantaranya bunuh diri dengan cara terjun ke laut, dan TNI Angkatan Laut masih mengusut pembantaian tersebut di KM Mina Sejati. Hingga saat ini motif pelaku pembantaian tersebut belum terungkap, namun pembantaian tersebut dilakukan oleh ayah, anak, dan pamannya. Ketiganya masih memburu TNI AL, dan awaknya ada sekitar 38 orang di KM Mina Sejati. Tujuh orang tewas. Sebelas orang, termasuk kaptennya, selamat. 11 Pria itu selamat dengan melompat ke laut. KRI Teluk Lada-521 mengevakuasi delapan orang dan merapat di Dermaha Yos Sudarso Dobo. Namun, masih ada sekitar 20 orang yang belum diketahui keberadaannya.
Baca Juga : 7 Preman Legendaris yang Paling Ditakuti di Indonesia
5. Empat kerangka manusia ditemukan di belakang rumah warga

Kasus ditemukannya empat kerangka manusia di belakang sebuah rumah hunian terjadi pada akhir Agustus 2019. Kasus ini bertepatan dengan kasus di mana sang istri menyewa empat pembunuh bayaran untuk membunuh istri dari suami dan anak tirinya. Yang ditemukan di taman warga adalah sebuah keluarga yang hilang selama lima tahun. Tiga dari empat tulang tersebut adalah anak Misem (76) yang dikabarkan sudah lama merantau, yakni Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46) dan Suri (41).
Sedangkan bingkai lainnya adalah Vivin Dwi Loveana (22 tahun), putra dari cucunya Ratnor. Keempat korban tersebut merupakan anak kedua Mishem, yakni Samina (53) dan Samina, Alvin Femanthaya (32), serta Ahmad Saputra (27) Tewas bersama tiga anak Sanya Rolita (37).Tersangka pembunuhan memberi tahu polisi bahwa kejahatan itu dilakukan pada 9 Oktober 2014. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, pembunuhan itu terjadi akibat sengketa aset Misem.
Dalam beberapa tahun terakhir, sering terjadi perselisihan antara Minah dengan adiknya Supratno dan adiknya Yono dan Heri. Dia mengatakan pada Selasa (27 Agustus 2019): “Dalam beberapa tahun terakhir, mereka berdebat tentang penggunaan Misem, milik orang tua mereka”.Bambang menjelaskan, saudara-saudari itu tinggal di tanah Misem seluas 298 meter persegi. Ada dua rumah di atas sebidang tanah itu, rumah tempat tinggal Misem bersama empat korban, dan rumah tempat tinggal keempat penyerang.
6. Bocah lima tahun diperkosa dan dibunuh kakak dan ibu angkat

Polisi mengungkap kasus seorang gadis yang tewas di Sukabumi, berinisial NP (5). Korban meninggal karena ibu angkatnya SR (36). SR juga melibatkan dua anaknya yang berusia 16 dan 14 tahun yang memperkosa dan membunuh para korban.Pembunuhan sadis ini terjadi pada Minggu (22/9). Kejadian tersebut bermula saat korban baru selesai mandi sekitar pukul 08.00 WIB. Kemudian, adik perempuan angkatnya yang berusia 14 tahun datang dan segera memperkosanya. Belakangan, anak laki-laki atau saudara laki-laki korban yang berusia 16 tahun tiba. Pelaku tidak melarang, tapi ikut serta dalam aktivitas para korban pemerkosaan.
“Korban masih pakai handuk dan diperkosa oleh dua pelaku. Korban sering dijadikan pelampiasan nafsu kedua saudara angkatnya,” kata Kapolsek Sukabumi AKBP Nasriadi. Saat pelaku berusia 16 tahun melakukan kekerasan seksual dan mengincar korban, SR datang. Melihat korban bernyanyi kesakitan, SR dan kedua putranya justru memukuli korban. Mereka bahkan mencekik bocah itu sampai mati.“Setelah korban meninggal dunia memakai baju, celana, dan sendal. Kemudian tubuhnya dibuang ke Sungai Cimandiri. Korban sengaja memakai baju, sendal dan celana untuk menghilangkan motif pembunuhan, seolah-olah korban jatuh ke sungai lalu hanyut, “kata Nasriadi. Sore hari atau sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah korban ditemukan. Oleh penduduk. Polisi mendatangi lokasi dan menggelar tempat kejadian perkara (TKP). Identitas korban akhirnya dipastikan. Tak lama kemudian, semua pelakunya ditangkap.
7. PNS Kementerian PU dibunuh lalu dicor dalam makam

Udi Tama Rianto (50 tahun) adalah dalang pembunuhan Apriyanita (50), PNS Kementerian Pekerjaan Umum di Palembang, Sumatera Selatan. Yudi mengatakan, sebelum membunuh Aprianita, pihaknya memberikan obat tetes mata kepada korban. Saat korban berada di dalam mobil, dia memberi minum. Yudi yang berada di Mapolda Sumsel mengatakan: “Sebelum pulang menjemputnya, saya beli minuman dan obat tetes mata di jalan, lalu mencampurkannya dan menaruhnya di dashboard mobil”, Jumat (25/10/2019).
Saat korban masuk ke dalam mobil, Yu Di meminum alkohol kepada korban. Saat minum, Aprianita tak berdaya. Namun korban masih hidup. Melihat korban lemah, Yu Di lalu menjemput pamannya yang bernama Archie. Katanya: “Dulu saya kasih tahu ke Aci kalau saya punya hutang. Aci menyarankan agar dia membunuhnya. Jadi saya patuh dan disuruh memberikan obat tetes mata campuran kepada korban. Setelah itu, saya jemput Aci di rumah.” Usai menjemput Aci, ternyata paman pelaku mengajak dua rekannya yang lain untuk ikut membunuh korban. Tugas kedua pelaku adalah mengoper leher korban dari belakang. Tersangka mengatakan: “Kami menjemput dua orang lagi. Mereka masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang. Korban langsung dijebak. Kondisinya masih sangat lemah saat itu.” Setelah memastikan kematian korban, Yudi dan Tiga lainnya Pelaku membawa jenazah korban ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kangang Kawat untuk dimakamkan Aprianita.
Tersangka aci langsung menurunkan jenazah korban. Di saat yang sama, Yudi langsung mengantar dua pelaku lainnya pulang. Dia berkata: “aci menguburnya. Saya tidak tahu bagaimana dia menguburnya. Saya tidak melihatnya dan meninggalkannya. Karena itu pada malam hari.” Sebelumnya, dikabarkan bahwa dia berada di Tol Satker Metropolis Palembang dan Yudi, pegawai honorer Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Jembatan, menjadi dalang pembunuhan Aprianita. Yudi mengaku sudah mengenal Aprianita sejak keduanya menjabat di tempat yang sama pada 2014 lalu. Karena persahabatan yang telah terjalin lama, Yuddi berkesempatan berbisnis dengan korban jual beli mobil.Pada 26 Agustus 2019, Yudi menawarkan kesempatan kepada Aprianita untuk membeli Toyota Kijang Innova 2016 di Jakarta. Uang telah ditransfer oleh korban, tetapi mobil tidak kunjung tiba. Kemudian, Aprianita meminta uangnya kembali. Namun, Yudi hanya bisa mengembalikan sebagian saja. Yu Di kemudian meminta nasihat dari pamannya Aci (Aci). Aci menyarankan untuk membunuh Aprianita.