Berbagai Kasus Korupsi Di AS – Tidak sedikit negara yang mengalami kasus korupsi, bahkan dari pejabat negara sendiri yang melakukannya. Berbagai kasus ini tentu meresahkan kondisi pemerintahan yang ada. Para pejabat tinggi negara dengan enaknya melakukan korupsi uang dari negaranya sendiri.

Alejandro Toledo merupakan mantan presiden peru yang ditangkap di Amerika Serikat akibat kasus korupsinya. Ia menghadapi dakwaan korupsi di negara asalnya, kemudian di tangkap di Amerika Serikat. Otoritas Peru dan Amerika Serikat menyatakan bahwa mantan presiden ini ditangkap atas permintaan ekstradisi.

Badan penegak hukum federal Amerika Serikat yakni US Marshals Service membawa Alejandro Toledo sang mantan presiden ke hadapan hakim Thomas S Hixson di California Utara. Juru bicara kementrian, Nicole Navax mengungkap bahwa Alejandro diperintahkan untuk ditahan sampai menunggu sidang yang pertama di hari jumat. Kehadiranya di pengadilan adalah salah satu bagian proses dengan tujuan mengamankan kepulangannya menuju Peru.

Kasus Korupsi Terbesar Di Amerika Latin

Crewsmostcorrupt – Alejandro Toledo kini menjadi seorang buronan negara dari negara asalnya sendiri akibat telah menerima suap sejumlah 20 juta dollar atau jika dirupiahkan sekitar Rp 279 milliar dari salah satu perusahaan kontruksi Brazil pada pusat skandal korupsi terbesar yakni Odebrecht. Odebrecht mengaku bahwa ia telah membayar sejumlah 800 juta dollar atau sekitar Rp 11,11 triliun untuk beberapa pejabat yang tersebar di berbagai negara Amerika Latin berimbalan kontrak pekerjaan umum yang cukup menguntungkan.

Pengacara Alenjandro yakni Heriberto Benitez mengungkapkan kepada salah satu stasiun radio lokal RPP bahwa akan ditunjukkan mantan presiden yang menghadapi penganiayaan politik di Peru. Alejandro membantah bahwa dirinya telah melakukan sebuah kesalahan yakni presiden Peru di periode 2001 sampai 2006 telah tinggal di California pada beberapa tahun terakhir. Selain itu, pada tahun 2017 ia pernah menjadi sarjana tamu di Stanford University. Walaupun pihak pendidikan terkait telah mengatakan bahwa ia tidak dibayar.

Berbagai Kasus Korupsi Di AS

Dugaan Kasus Uber Serta Memberantas Korupsi

Saat ini uber tengah mengadapi penyelidikan oleh penegak hukum Amerika Serikat tentang dugaan penyuapan yang dilakukan kepada pejabat pemerintah negara Indonesia. Kasus suap tersebut kini mulai terkuak setelah Departemen Kehakiman dari Amerika Serikat melakukan pemeriksaan laporan keuangan uber.

Mereka pun menanyakan terkait aliran dana dari perusahaan menuju institusi resmi. Transaksi tersebut diduga dilakukan untuk memuluskan uber agar tetap beroperasi di negara Indonesia. Laporan aliran dana yang dilaporkan ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat, namun penegak hukum telah lebih dulu menduga adanya traksaksi ilegal, padahal apabila dilakukan pelaporan segera pengadilan dari Amerika Serikat memiliki potensi untuk meringankan dugaan terhadap uber tersebut.

Pihak kepolisian dari negara Indonesiapun merespon serta segera melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan meminta agar uber Indonesia segera melakukan pelaporan apabila memang terdapat pungutan liar pada kasus uber. Tidak hanya Indonesia, pihak berwenang dari Amerika Serikat pun melakukan penyelidikan terkait donasi uber yang diberikan untuk Malaysia Global and Creativity Center yang merupakan hub entrepreneur dibawah kendali pemerintah Malaysia.

Pada waktu yang sama, perkumpulan pengelola dana pensiun Malaysia menjadi seorang investor uber dengan mengucurkan sejumlah dana 30 juta dollar Amerika Serikat. Tidak hanya dilakukan di Malaysia dan Indonesia, kasus serupa pun diduga dilakukan di India, Korea Selatan dan China. Maka dari itu Amerika Serikat melakukan pemantauan aktivitas bisnis dari beberapa perusahaan mereka yang beroperasi di luar negeri dengan sangat ketat.